Rabu, 01 Februari 2012

Fisiologi Respirasi




1.      Bertha Krismalawati            ( A.101.15.010 )
2.      Dewi Purwanti                     ( A.101.15.012 )
3.      Kiki Mulyani Putri               ( A.101.15.024 )
4.      Mahardika Dian K               ( A.101.15.025 )
5.      Mira Rizkianti                     ( A.101.15.026 )


FISIOLOGI RESPIRASI

A.   PENGERTIAN
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.

Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1.    Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2.    Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

         Dalam respirasi  terjadi proses :
Ø  Inspirasi adalah proses dimana terjadinya kontraksi iga, diafragma, otot dada, otot perut dan pengembangan paru –paru sehingga  O2 masuk yang menyebabkan  diameter rongga dada membesar, volume membesar, tekanan kecil (-) .

Ø  Ekspirasi adalah proses dimana terjadinya relaksasi iga, diafragma, otot dada, otot perut dan elastisitas paru-paru sehingga CO2 keluar  yang  menyebabkan diameter rongga dada mengecil, volume mengecil, tekanan besar (+).


Saluran Pernapasan
A.   Hidung
Bagian-bagian dari hidung :
1.    Nares anterior
2.    Rongga hidung
3.    Sinus Paranasales
4.    Pembuluh darah di hidung
5.    Persarafan hidung
6.    Aliran lymph di hidung
Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
B.   Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.
C.   Laring
tersusun atas tulang rawan dan terdapat selaput suara yang akan bergetar saat kita mengeluarkan suara
D.   Trachea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
E.   Bronkus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis.
F.    Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan dari  bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.

G.   Alveoli
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.


B.   PROSES RESPIRASI
      Di dalam hidung terdapat vestibulum nasi, bulu-bulu  hidung, glandula, sacrum nasi, cavum nasi, dan concha.
      Di dalam hidung, rambut pada vestibulum nasi menahan benda kecil yang ikut udara pernafasan. Udara akan mengalir melalui meatus nasi. Dalam rongga naal udara akan mengalami mekanisme AIR CONDITIONING dimana udara akan mengalami :
            - penyaringan
            - pemanasan
            - kelembaban
 .
      Kemudian masuk ke faring, selanjutnya udara masuk ke laring dan menuju trakea.
      Sampai trakea udara masuk ke percabangan bronkus, bronkiolus dan berujung di alveoli.
      Di alveoli terjadi proses difusi, dimana terjadi pertukaran CO2 dan O2.
      Pada proses ini udara masuk ke alveoli yang menyebabkan alveoli jenuh akan O2, sedangkan kapiler cabang arteri pulmonalis jenuh akan CO2, sehingga terjadi pertukaran O2 dari alveoli ke kapiler cabang vena pulmonalis dan CO2 dari kapiler arteri ke alveoli.

Reaksi antara O2 dan hemoglobin.

Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke kapiler paru. Sekitar 97 - 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb (Hb O2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5- 7 % karbondioksida larut dalam plasma, 23 – 30% berikatan dengan Hb(Hb CO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 – 70% dalam bentuk HCO3 (ion bikarbonat). Molekul O2 berikatan secara reversibel dengan bagian heme dari hemoglobin artinya saat pO2 tinggi misal pada kapiler maka O2 berikatan dengan hemoglobin . Namun saat pO2 rendah misal pada kapiler jaringan maka O2 akan melepaskan diri dari ikatan dengan hemoglobin. Hal ini merupakan dasar transport O2 dari paru ke jaringan oleh darah.

C.   JENIS PERNAFASAN
      Pernafasan abdominal / pernafasan perut  dimana saat inspirasi otot diafragma kontraksi mendesak isi perut ke bawah dan udara masuk sedang waktu ekspirasi dinding perut kembali masuk ke dalam.
      Penafasan torakal bila pada saat inspirasi dan ekspirasi tampak elevasi dan depresi dinding dada sehingga tampak kembang kempis.
      Pernafasan torako – abdominal merupakan pernafasan yang menggunakan gabungan kedua cara di atas.

Tipe pernafasan dipengaruhi oleh :
       - posisi seseorang
       - keadaan dinding dada/perut
       - penyakit pada dinding dada, paru, maupun saraf .

DAFTAR PUSTAKA

http//:anatomi%20fisiologi%20saluran%20pernafasan%20_%20NursingBegin.html
http//:fisiologi-sistem-respirasi.html
http//:kerja_paru_paru_manusia_info2025.html
http//:Sistem-Pernafasan.html
http//:sistem-respirasi-pada-manusia-untuk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar